Kematian
merupakan sesuatu yang sudah biasa dalam kehidupan di dunia ini, ada kelahiran
pasti ada kematian. Kematian adalah hal yang pasti terjadi pada diri semua makhluk
hidup di alam semesta ini. Karena setiap yang bernyawa pasti akan merasakan
sebuah kematian. Arti kematian
mengandung makna bahwa hal tersebut akan memisahkan manusia terhadap segala
sesuatu yang dicintainya dalam kehidupan dunia ini. Berpisah
dengan segala yang ia miliki atau senangi, berpisah dengan segala yang disayangi
atau dicintai. Memisahkan dengan anak dan isteri serta. Berpisah dengan bapak
atau ibu, berpisah dengan harta dan pangkat, berpisah dengan dunia dan segala
isinya. Kematian akan menjadi pemisah dari kesemuanya itu.
Mati juga bisa dijadikan pembelajaran yang sangat berharga
bagi yang masih hidup. Dan salah satu dari pelajaran dari kematian ini adalah sebagai penasehat terbaik
untuk kita semuanya manusia. Penasihat untuk lebih sadar akan tiba giliran kita
yang pasti akan datang. Penasihat untuk setiap yang bernafas pasti akan
terhenti nafasnya itu nanti suatu hari. Juga penasihat untuk lebih tahu yang
berkuasa dan Maha Kuasa itu hanyalah. Kematian memang
merupakan akhir bagi jasad manusia, tapi menjadi awal yang baru bagi rohnya,
maksudnya susudah jasad kita mati ( tidak bergerak, dan di kubur ) roh kita
akan pergi ke alam baka dan nanti akan di hakimi di penghakiman terakhir.
Dalam
konteks kematian Tuhan Yesus, bukan semata mata untuk mati biasa. Namun dengan
suatu tujuan yaitu menebus dosa manusia yang telah jatuh dalam dosa, guna
memperbaiki hubungan yang telah rusak antara manusia dengan Allah. Manusia ditebus dari dosa. Artinya, Allah
menebus dosa manusia dengan harga yang mahal yaitu menyerahkan anak
tunggal-Nya. Cara itu sulit. Namun itulah satu-satunya cara untuk menebus dan
melepaskan manusia dari hukuman dosa. Manusia dibenarkan di hadapan Allah.
Dibenarkan bukan karena manusia hidup benar dan memenuhi segala tuntutan Allah
melainkan karena kehendak-Nya sendiri untuk membenarkan manusia berdosa.
Kewenangan pembenaran itu ada pada penguasa dunia ini, yaitu Allah Bapa.
Manusia berdosa hanya menerima saja.
Manusia
diperdamaikan dengan Allah. Allah berdamai ketika manusia masih seteru Allah.
Tindakan itu adalah cara Allah untuk menunjukkan kasih-Nya, agar manusia
bersahabat dengan Allah. Allah mau agar umat-Nya tidak hidup dalam kuk
perhambahan dosa, melainkan merdeka. Allah telah membuktikan kasih-Nya dengan
memberikan Anak-Nya untuk mati di kayu salib, bagi penebusan dosa manusia, yang
membebaskan orang percaya dari kuk perhambaan dosa. Kemudian, Tuhan Yesus bukan
hanya mati untuk sia sia, berbeda dengan manusia. Tuhan Yesus tidak mati untuk
selama lamanya, namun Ia juga bangkit dan mengalahkan kuasa maut.
Kita
sebagai generasi muda yang percaya akan Tuhan, harusnya kita menyadari betul
akan kasih Allah pada kita, dimana Ia mengorbankan nyawanya demi menebus segala
dosa dosa kita. Ia yang telah mati di kayu salib untuk mati dan bangkit untuk
kita. Namun apakah kontribusi kita terhadap karya penyelamatan Allah yang telah
diberikan kepada kita secara Cuma Cuma ini? Apakah kita diam saja atau acuh tak
acuh? Semestinya tidak. Sebagai generasi
muda kita harusnya memiliki iman percaya kepada Tuhan Yesus yang telah
menyelamatkan kita dari maut. Iman percaya kita janganlah seperti ular hanya
sekedar ganti kulit. Nampak muda belia, tetapi mulut tetap berbisa,
mengeluarkan kata-kata manis, penuh tipu muslihat dan menjatuhkan.
Dimaknai
dari ayat ini, dapat kita hayati bersama, bagaimana pengorbanan Kristus bagi manusia
yang dikasihiNya. Selain memaknai hal tersebut, dari pengorbanan Kristus
tersebut, kita dapat menjadikan suatu teladan yang baik bagi kehidupan kita di
dunia ini. Dimana kita bisa saling mengasihi sesama kita seperti yang tertulis di dalam alkitab,
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Serta mengasihi Tuhan Allah
kita karena Ia terlebih dahulu mengasihi kita. Mari kita sebagai generasi muda,
terkhususnya yang mengaku percaya akan Kristus Yesus, hendaknya melaksanakan
segala Firman yang diperintahkanNya kepada kita.
Dengan
demikian, hendaknya sebagai generasi muda, kita harus meneladani tokoh Kristus
dalam kaitannya dengan pengorbananNya bagi kita. Mari kita belajar untuk saling
mengasihi, saling menguatkan dalam iman percaya. Mengasihi sesama, diri sendiri
dan tentunya kepada sang pencipta kita Tuhan Yesus Kristus Allah kita yang
dimana sudah terlebih dahulu mengasihi kita. Kiranya kasih Kristus akan selalu
beserta kita, sekarang hingga Ia dating untuk yang kedua kalinya dimana Ia dating
untuk mengajak kita kepada kerajaan surgaNya. Shallom
No comments:
Post a Comment