Kita
ketahui bersama, membaca adalah jendela dunia, karena dengan membaca maka
manusia dapat mengetahui banyak hal yang tidak diketahuinya. Kemampuan dan
minat dalam membaca akan mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan seseorang.
Semakin banyak membaca dapat dipastikan seseorang akan semakin banyak tahu dan
banyak bisa, artinya banyaknya pengetahuan seseorang akan membantu dirinya
dalam melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak dikuasainya, sehingga
seseorang yang banyak membaca memiliki kualitas yang lebih dari orang yang
sedikit membaca. Membaca pada era globalisasi informasi ini merupakan suatu
keharusan yang mendasar untuk membentuk perilaku seseorang. Dengan membaca
seseorang dapat menambah informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta
kebudayaan.
Dalam
membaca, diperlukan adanya minat untuk membaca, jika tidak ada minat tentu akan
malas untuk membaca. Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan
dan rasa pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang mempengaruhi (Djaali
dalam Rohmah, 2004:16). Minat merupakan faktor yang sangat penting yang ada
dalam diri setiap manusia. Meskipun motivasinya sangat kuat, tetapi jika minat
tidak ada tentu kita tidak akan melakukan sesuatu yang dimotivasikan pada kita.
Begitu pula halnya kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat teratas,
karena tanpa minat seseorang sukar akan melakukan kegiatan membaca. Kata minat
berhubungan erat dengan kebiasaan. Minat dan kebiasaan adalah dua pengertian
yang berbeda namun berkaitan.
Kurangnya
minat baca terkhusus pada kalangan remaja, dikarenakan tidak adanya minat dalam
diri mereka untuk membaca. Rendahnya kemampuan membaca dan memahami isi bacaan,
diduga disebabkan antara lain oleh kurangnya minat baca siswa. Sehubungan
dengan hal itu, Sugiharti (1997:39) menyatakan bahwa minat baca anak Indonesia
tergolong paling rendah didunia. Diperkirakan hanya sekitar 10% anak Indonesia
yang tergolong kelompok gemar membaca. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa di Indonesia terkhususnya pada usia anak hingga remaja masih kurang
adanya minat dalam membaca.
Pada
era globalisasi saat ini, bagi para remaja, membaca bukanlah sesuatu yang asyik
untuk dilakukan, malah menjadi sesuatu yang dianggap membosankan. Karena pada
zaman yang serba instan ini, segala sesuatunya bisa didapatkan secara instan,
tidak perlu lagi dengan membaca. Sebagai salah satu contohnya, dapat kita lihat
pada seorang murid yang sedang mengerjakan tugas, dan mencari bahan atau
jawabannya langsung dari internet yang serba instan, dan ia tidak perlu lagi
membaca buku untuk mencari jawaban. Karena hal yang serba instan inilah, minat
membaca pada anak perlahan lahan mulai memudar.
Dampak
yang ditimbulkan akibat rendahnya minat baca sangat besar. Penyebab lain
rendahnya minat baca, yaitu kurang lengkapnya sarana pembelajaran dan budaya
membaca. Untuk membaca buku saja siswa harus membeli buku karena kurang
lengkapnya koleksi buku-buku di perpustakaan sekolah. Selain itu pula, BPS
(2008) menyatakan bahwa “fakta menunjukkan Indonesia belum menjadikan membaca
sebagai informasi, mereka lebih memilih TV dan mendengarkan radio yang
kenaikannya hampir 211,1 persen”. BPS (2006) menyatakan bahwa “masyarakat
Indonesia yang memilih membaca untuk mendapatkan informasi baru 23,5 persen
dari total penduduk,sedangkan yang memilih menonton TV untuk mendapatkan
informasi sebanyak 85,9 % dan radio 40,3 %”. Hal yang dikemukakan BPS tersebut
juga menjadi salah satu bukti dari penyebab rendahnya minat baca pada anak.
Sudah
sangat jelas, dari statistika diatas, karena kemajuan teknologi pada era
globalisasi saat ini dapat mempengaruhi minat baca seseorang. Sangat
disayangkan karena sedikitnya antusias masyarakat Indonesia untuk membaca dan
lebih memilih dengan menggunakan media lain untuk mengetahui informasi. Hal
tersebut menyebabkan dampak yang kurang baik bagi mutu pendidikan di Indonesia
padahal membaca merupakan kunci seseorang untuk menuju kesuksesan di kemudian
hari. Seperti halnya siswa, jika siswa tersebut tidak menyukai kebiasaan
membaca atau sangat rendah minat bacanya maka akan memyebabkan prestasi siswa
tersebut juga kurang baik. Apabila para siswa tidak suka membaca maka
pengetahuan mereka juga akan sempit dan tidak akan pernah bisa berkembang, yang
mereka ketahui hanya terbatas (sedikit). Hal inilah yang menyebabkan prestasi
siswa menjadi kurang baik.
Oleh
karena itu, ada berbagai cara untuk memperbaiki kurangnya minat baca anak pada
era globalisasi ini. Orangtua memiliki peran penting dalam pembentukan karakter
anak. Kebiasaan membaca sebaiknya ditanamkan oleh orangtua pada anak sedini
mungkin. Apalagi bagi anak-anak yang menginjak usia kecil hingga remaja. Karena
pada saat usia inilah merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan kebiasaan
membaca pada anak. Apabila dalam masa ini anak ditanamkan pentingnya kegiatan
membaca, kemungkinan anak tersebut akan memiliki minat membaca yang tinggi.
Kemudian fasilitas yang memadai juga menjadi salah satu faktor dalam
mengantisipasi minat membaca anak, seperti perpustakaan yang menyediakan banyak
buka, dan lain sebagainya. Dari hal tersebut dapat menjadi suatu cara untuk
menanamkan kebiasaan kegiatan membaca agar anak terbiasa menganggap bahwa
kegiatan membaca merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Casino Online - WooriCasinos.info
ReplyDeleteThe site is 사설 토토 계좌 협박 fully optimized for the iGaming market and includes a 실시간 배팅 large bet365 variety of casino games. This casino has been designed 슬롯 나라 to be used by professionals and 188 벳